Selasa, 19 Februari 2013

MY Daddy




                Kali ini aku menulis blog ini di kamarku. Asyik sendiri ditemani lagu-lagu dan iringan gitar tetangga sebelah.  Cukup menghibur dengan suara pas-pasan mereka, hehehe  J . Suasana di mendalo sepi. Anak-anak kos pada pulang kampung untuk liburan sehabis ujian semester.  Yaah meskipun  Unja agak telat dibanding universitas lainnya, namanya pulang kampung setelah liburan semesteran itu pasti ditunggu-tunggu yang namanya mahasiswa.
                Ini tahun kedua aku nggak pulang kampung. Rindu sih pastinya. Rasanya pingin banget pulang saat ngeliat teman-teman  membawa koper mereka dan dengan senyum bahagia berpamitan pulang satu-persatu. Tapi aku gak bisa pulang L .. kenapa? ? Karena nanggung . Aq harus nyelesain skripsiku. Nanggung banget kalo aku pulang sekarang dan harus membuang waktu yang seharusnya bisa aku pakai untuk bimbingan skripsi dengan liburan.Waktuku tinggal sedikit. Aku harus bisa mengejar ketertinggalanku  dengan teman-temanku yang udah seminar duluan.  Coba saja ya  kalo aku nggak disuruh ganti judul pasti aku udah seminar juga dan bisa pulang. Tapi nggak perlu mengeluh. . aku tak perlu menyalahkan keadaan. Semua ini pasti berujung baik dan menjadikanku lebih lebih dewasa, lebih sabar dan lebih banyak belajar lagi J  
Emm .. kali ini aku pingin cerita sedikit tentang Bapak aku yah..
                Tadi sore Bapakku nelpon. Disaat seperti ini senang banget rasanya bisa mendengar suara  Bapak. Bapakku gaya bicaranya lucu dan gak ngebosenin. Gimana pun susahnya keadaan disana bapak selalu menceritakan dengan gayanya sehingga selalu terdengar baik-baik saja dan ‘tidak ada yang perlu dikhawatirkan’.   Bapak banyak cerita tentang perkembangan di kampung. 
                Kampungku dulunya satu diantara kampung-kampung penghasil jeruk manis Berastagi, Tanah Karo. Namun sekarang  kebanyakan tanaman jeruk disana terserang penyakit lalat buah. Lalat-lalat ini membuat jeruk2 busuk dan jatuh dari pohon sehingga gagal panen. Harga pupuk ,obat2 pembasmi hama yang mahal membuat pengeluaran tidak sebanding dengan hasil yang diterima. Jelas saja banyak warga yang  putus asa.
                Di saat kondisi seperti itu ada suatu perusahaan yang menawarkan warga untuk menjadi pemasok tembakau. perusahaan itu menyediakan bibit untuk ditanam dan memberikan pupuk serta pestisida gratis. Sementara itu hasil panen akan dijual kepada perusahaan dengan harga yang sudah ditentukan.  Hasil yang diterima dinilai menguntungkan sehingga sedikit demi sedikit warga di kampung mulai menanam tembakau di ladang , termasuk Bapak..  awalnya tembakau hanya tanaman tumpang sari yang ditanam diantara pohon jeruk Bapak, namun ketika hama buah sudah kian merajalela Bapak jadi beralih ke tembakau dan sebagian  pohon jeruk juga sudah ditebang. Untungnya untuk tanaman sayur-mayur seperti kembang kol dan kentang Bapak masih tetap menyisakan sedikit lahan.  
                Hmmfhh, aku juga bilang sama Bapak kalau aku sedikit kecewa karena sebenarnya aku lebih suka jika Bapak tetap menjadi petani jeruk,bukan petani tembakau.  Aku khawatir gimana kalau aku pulang kampung nanti dan pingin memetik dan makan jeruk sebanyak-banyaknya yang ada hanya tanaman tembakau dengan daunnya yang lebar dan baunya yang menyengat itu? Nggak lucu kalo aku jadinya malah memetik daun tembakau sebanyak-banyaknya lalu menghisapnya kan? Apa boleh buat... hehehehe


Bagiku apapun profesi Bapak aku, dia tetap Bapak yang paling Hebat.. J
Miss U Daddy ..